Tuesday 24 January 2012


Protein menyediakan amino yang penting untuk tubuh dan digunakan sebagai fondasi untuk pembentukan otot., tetapi tidak semua protein sama. Protein yang terbesar dalam susu adalah kasein dan whey. Kedua protein susu ini sama-sama sumber amino esensial yang sempurna, tetapi mereka berbeda dalam satu aspek yang penting, yaitu dalam hal kecepatan untuk dicerna.

Whey protein memiliki ciri- ciri cepat untuk dicerna, sehingga plasma amino meningkat cepat dalam tubuh. Whey juga mengandung leusin dalam jumlah tinggi, yaitu asam amino yang potensial untuk menstimulasi sintesa protein. Protein whey sangat bagus memperbesar sintesa protein secara cepat, tetapi efek positif ini hanya berlangsung singkat. Mengkonsumsi whey berulang-ulang akan bisa menjaga jumlah asam amino di darah. Sementara itu, kasein dapat meningkatkan amino yang berada di darah dalam jangka waktu yang lama. Serta mampu menghasilkan pengurangan sebesar 34% dalam pemecahan protein.
Whey dan kasein lebih baik bersama. Karena whey secara cepat meningkatkan sintesa protein dan kasein mencegah pemecahan protein dalam tubuh, kombinasi keduanya akan sangat ideal.

Penggunaan whey dan kasein. Ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa kecepatan cerna protein adalah alat keseimbangan protein yang penting. Whey menyediakan persiapan sintesa protein yang cepat sementara kasein menyediakan pasokan protein yang berkesinambungan lama untuk pertumbuhan otot. Berdasarkan karakteristik yang berbeda ini, whey dan kasein dapat digunakan terpisah dan gabungan untuk memperoleh fungsi biologis uniknya.
Whey dapat mengalami denaturasi oleh panas pada suhu ±65°C. Setelah mengalami denaturasi, protein yang tertinggal dan dapat larut dalam whey ±0,5-0,7%. Protein utama yang termasuk dalam kelompok ini adalah laktoalbumin dan laktoglobulin. Laktoalbumin (C72H112N18O22S) merupakan protein yang terpenting dalam protein whey yang jumlahnya ±15% dari protein seluruhnya dan merupakan komponen kedua yang terbesar sesudah kasein. Protein ini mengandung asam amino triptofan yang tinggi (7%). Laktoglobulin (C628H1002O09N160S5) jumlahnya ±5%, mudah dikoagulasikan oleh panas dan kaya akan kandungan gugus SH, sehingga pada pemanasan setelah protein mengalami denaturasi, gugus SH menjadi mudah dilepaskan.

Daftar Pustaka :
Kosasih, Henny, dan Ingrid Suyanto, 2002, “Penelitian Laboratorium: Isolasi Kasein dari Susu Sapi dengan Menggunakan Enzim, halaman 2-9, Jurusan Teknik Kimia-Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Keywords :


Tagged: , , , ,

0 comment:

Post a Comment