Friday, 13 January 2012

Indeks Bias (Refractive Index)

Indeks bias merupakan sifat fisika, seperti titik didih, yang dapat digunakan untuk menentukan identitas dan kemurnian cairan. Pembiasan adalah pembelokan berkas cahaya dari satu medium ke medium lain yang memiliki densitas yang berbeda. Pembiasan muncul dari fakta bahwa cahaya merambat lebih lambat pada substansi yang memiliki densitas yang lebih besar. Pembiasan sangat berguna karena derajat pembiasan tergantung dari struktur senyawa.

Indeks bias diukur dengan alat yang disebut refraktometer, yang menentukan derajat pembiasan cahaya diantara cairan dan prisma.Indeks bias juga bergantung pada panjang gelombang dan temperatur temperatur. Panjang gelombang cahaya yang berbeda akan dibiaskan dalam jumlah yang berbeda. Ini merupakan alasan mengapa sinar matahari dapat dipisahkan menjadi spektrum warna (pelangi) oleh titik-titik air. Bila indeks bias digunakan sebagai konstanta fisik, hanya satu panjang gelombang cahaya saja yang dipakai, biasanya sodium D line, pada 589,3 nm. Panjang gelombang tunggal dapat diperoleh dari lampu sodium maupun cahaya putih dengan sistem prisma. Dan temperatur selalu spesifik ketika indeks bias dilaporkan.
Indeks bias merupakan sifat fisik yang sangat sensitif. Kecuali jika komponen sangat murni, hampir tidak mungkin untuk mendapatkan indeks bias seperti yang tercantum pada literatur. Semakin dekat indeks bias yang teramati dengan indeks bias yang tercantum pada literatur, semakin murni senyawa tersebut.
Dalam hal struktur, indeks bias adalah fungsi dari kepolaran atom dan gugus dalam molekul. Semakin polar suatu molekul, maka indeks biasnya akan semakin tinggi.
(Fessenden, 2001)

Keywords :

1 comment: