TES
JURNAL 6
1.
Apakah
tujuan percobaan kali ini ?
- Mahasiswa
mampu melakukan pengamatan mikroba pada alat hemasitometer dengan bantuan
mikroskop.
-
Mahasiswa mampu melakukan perhitungan jumlah mikroba dengan menggunakan ruang hitung.
2.
Apa
yang Anda ketahui mengenai perhitungan jumlah bakteri ?
Penghitungan jumlah bakteri hidup
terbagi atas dua, yaitu secara (tidak langsung) Misalnya perhitungan pengurangan jumlah substrat dan
secara langsung. Penghitungan mikroba secara langsung antara lain:
1. Plate Count (hitungan cawan)
Plate count / viable count didasarkan
pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh
menjadi satu koloni setelah ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan
yang sesuai. Setelah diinkubasi, jumlah
koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah
mikroorganisme dalam suspensi tersebut.
2. Turbidimetri
Turbidimetri merupakan metode yang cepat untuk
menghitung jumlah bakteri dalam suatu larutan menggunakan
spektrofotometer. Bakteri menyerap cahaya sebanding dengan volume total sel
(ditentukan oleh ukuran dan jumlah). Ketika
mikroba bertambah jumlahnya atau semakin besar ukurannya dalam biakan cair,
terjadi peningkatan kekeruhan dalam biakan. Kekeruhan dapat disebut optical
density (absorbsi cahaya, biasanya diukur pada panjang gelombang 520 nm – 700
nm). Untuk mikroba tertentu, kurva standar dapat memperlihatkan jumlah
organisme/ml (ditentukan dengan metode hitungan cawan) hingga pengukuran
optical density (ditentukan dengan spektrofotometer).
3. Hemasitometer
Hemasitometer adalah metode perhitungan secara mikroskopis. Ruang hitung terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm². Satu
kotak besar di tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan panjang 0,05 mm.
Satu kotak sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Dengan demikian satu
kotak besar tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini adalah
0,1 mm. Sel bakteri yang tersuspensi akan memenuhi volume ruang hitung tersebut
sehingga jumlah bakteri per satuan volume dapat diketahui.
3.
Apa
yang Anda ketahui mengenai Hemasitometer ?
Hemasitometer adalah suatu alat yang
dapat digunakan untuk melakukan perhitungan sel secara cepat dan dapat
digunakan untuk konsentrasi sel yang rendah. Hemasitometer pada mulanya diperuntukkan untuk menghitung
sel darah, yang ditemukan oleh Louis-Charles Malassez.
Penghitungan
konsentrasi sel pada
hemasitometer ini bergantung pada volume dibawah coverslip. Pada chamber terdapat 16 persegi besar yang
memiliki persegi-persegi kecil di dalamnya, di mana sisi persegi kecil besarnya
0,05 mm. Jika di atas bagian yang
diasah tadi diletakkan sebuah kaca penutup, maka akan terbentuk ruangan yang
tingginya 0,1 mm. Sehingga volume dari
satu persegi kecil adalah 0,05*0,05*0,1 mm3=25.10-5 mm3.
Kelebihan
perhitungan sel dengan menggunakan hemasitometer adalah dapat menghitung jumlah
sel yang hidup maupun
yang mati, tergantung dari
pewarna yang digunakan. Misalnya, bila pewarna trypan blue dicampukan ke
dalam larutan sel maka sel yang hidup tidak akan berwarna dan sel yang mati
akan berwarna biru. Kelebihan
lainnya adalah morfologi sel dapat diamati, dapat mengevaluasi homogenitas dan data mendeteksi kontaminasi.(id.wikipedia.org)
Hemasitometer
yang akan digunakan dalam percobaan adalah tipe Neubauer-Improved.
4.
Apa
saja kelemahan dan kelebihan dari metode perhitungan bakteri secara langsung ?
Keuntungan metode ini ialah pelaksanaannya cepat dan tidak memerlukan banyak peralatan. Namun
mempunyai kelemahan sebagai berikut:
·
Sel-sel mikroba yang telah mati tidak
dapat dibedakan dari sel yang hidup. Karena itu keduanya terhitung. Dengan kata lain hasil yang diperoleh
ialah jumlah total sel yang ada di dalam populasi. Pada beberapa macam sel
eukariotik, penambahan zat warna tertentu (misalnya biru metilen sebanyak 0,1
%) pada sampel yang akan dihitung dapat membedakan sel hidup dari sel mati.
Pada sel khamir misalnya baik sel hidup maupun sel mati akan menyerap biru
metilen namun hanya sel hidup mampu mereduksi zat warna tersebut secara
enzimatik menjadi tidak berwarna; jadi sel-sel mati akan tampak biru.
·
Sel-sel yang berukuran kecil sukar dilihat
di bawah mikroskop, seperti bakteri karena ketebalan hemasitometer tidak
memungkinkan digunakannya lensa obyektif celup minyak, sehingga kalau tidak
teliti tidak terhitung. Hal ini biasanya diatasi dengan
cara mewarnai sel sehingga menjadi lebih mudah dilihat.
·
Untuk mempertinggi ketelitian, jumlah sel
di dalam suspensi harus cukup tinggi, minimal untuk bakteri 106 sel/mL. Hal ini
disebabkan dalam setiap bidang pandang yang diamati harus terdapat sejumlah sel
yang dapat dihitung
·
Tidak dapat digunakan untuk menghitung sel
mikroba di dalam bahan yang banyak mengandung debris atau
ekstrak makanan, karena hal tersebut akan mengganggu dalam perhitungan sel.
Kelemahan
lain adalah sulitnya menghitung sel yang
berukuran sangat kecil seperti bakteri karena ketebalan hemasitometer tidak
memungkinkan digunakannya lensa obyektif celup minyak. Hal ini biasanya
diatasi dengan cara mewarnai sel sehingga menjadi lebih mudah dilihat.
Kadang-kadang sel cenderung bergerombol sehingga sukar membedakan sel-sel individu.
Cara mengatasinya ialah mencerai-beraikan gerombolan sel-sel tersebut dengan
menambahkan bahan anti gumpal seperti dinatrium etilen diamin tetraasetat dan
Tween 80 sebanyak 0,1 %.
5.
Bagaiman
cara menghitung sel mikroorganisme dengan ruang hitung ?
Karena
letak mikroorganisme tidak beraturan maka perlu dilakukan perjanjian supaya
tidak terjadi perhitungan dua kali, yaitu :
·
Sel-sel pada sisi kanan dan bawah tidak
dihitung pada kotak yang sedang diamati/dihitung.
·
Sel-sel pada sisi kiri dan atas tetap
dihitung pada kotak yang sedang diamati/dihitung.
6.
Bagaiman
metode perhitungan untuk percobaan kali ini ?
Prinsip dari perhitungan Petroff-Hauser yaitu melakukan
perhitungan dengan pertolongan kotak-kotak skala, di mana dalam setiap ukuran
skala seluas 1 mm2 terdapat 25 buah kotak besar dengan luas 0,04 mm2,
dan setiap kotak besar terdiri dari 16 kotak kecil. Alat haemocytometer
digunakan di bawah mikroskop, sisinya mempunyai ukuran 0,05 mm. Sedangkan
satu kotak sedang berukuran nilai 0,2 mm. Dan tebal nya adalah 0,1 mm. Jumlah sel per mL sampel dapat dihitung
sebagai berikut:
Jumlah sel dalam 25 kotak
besar = Jumlah sel per kotak besar × 25 kotak
Jumlah sel per mm3
sampel = Jumlah sel dalam 25 kotak besar
× (1/0,02)
Jumlah sel per ml sampel =
Jumlah sel per mm3 sampel × 103
= Jumlah sel per kotak besar × 25 kotak× (1/0.02)x 10^3
Jumlah sel per ml sampel = Jumlah sel per kotak besar × 25 kotak × 50 ×
103
Misalnya : didapatkan jumlah mikroba yang mau dihitung 12
sel mikroba, maka jumlah sel per ml sampel adalah: 12 × 1,25 × 106 =
1,5 × 107.
7.
Apa
tujuan dilakukannya scrub pada NA miring yang berisi biakan dan tujuan
penggunaan air steril ?
· Hal
ini dimaksudkan agar spora Aspergillus
niger dapat lepas dan tersuspensi dalam air steril.
· Penggunaaan
air steril untuk membuat suspensi spora dimaksudkan agar tidak terdapat
mikrooba lain yang terlarut dalam suspensi. Tersuspensinya spora dalam air
steril ditandai dengan berubahnya warna air steril dari jernih menjadi keruh.
8.
Apa
tujuan dilakukannya pembersihan hemasitometer menggunakan alkohol
Sebelum
dilakukan pengamatan, terlebih dahulu harus dibersihkan hemasitometer dan cover
glass dengan menggunakan alkohol. Hal ini dimaksudkan agar hemasitometer bersih
dari debu dan kuman yang dapat mengganggu perhitungan.
9.
Mengapa
setelah membilas, hemasitometer tidak boleh dilap dengan menggunakan tisu biasa
?
Setelah
dibilas dengan alkohol, hemasitometer dikeringkan dengan menggunakan tisu
lensa. Pada saat pengeringan, tisu lensa tidak boleh digosok-gosokkan pada
permukaan hemasitometer. Hal ini bertujuan agar garis-garis yang terdapat pada
hemasitometer tidak hilang.
10.
Setelah
dilakukan 2 hal di atas, apa lagi yang harus dilakukan sebelum pengamatan ?
Permukaan
lensa objektif dan lensa okuler pada mikroskop harus dibersihkan terlebih
dahulu dengan menggunakan tisu lensa. Hal ini bertujuan untuk membersihkan debu
dan kotoran yang dapat mengganggu proses penghitungan mikroba.
11.
Berpakah
besar pengamatan yang digunakan untuk pengamatan pada hemasitometer ?
400
kali
12.
Apa
sebenarnya tujuan dilakukan pengenceran ?
Pengenceran ini dilakukan untuk memenuhi syarat
penghitungan statistik, yaitu jumlah mikroba yang dihitung tidak boleh lebih
dari 100 dengan demikian, kesalahan penghitungan dapat diminimalkan.
13.
Langkah
Kerja !
a.
Dituangkan
air steril sebanyak 5 mL pada media agar miring yang telah ditumbuhi koloni Aspergilus niger hingga seluruh bagian media agar miring yang ditumbuhi
koloni terbasahi.
b.
Digaruk (scrubbing) koloni Aspergilus
niger pada media agar
miring yang telah terbasahi dengan menggunakan kawat ose hingga air steril
dalam tabung terlihat keruh.
c.
Dibersihkan permukaan
ruang hitung (hemasitometer) dengan secarik kertas lensa yang telah dibasahi
dengan setetes air suling. Dibersihkan juga kaca tutup ruang
hitung sampai tidak lagi tertinggal sisa-sisa minyak pada permukaannya.
d.
Diambil suspensi Aspergilus niger secukupnya dengan menggunakan pipet tetes dan
diletakkan pada tepi kaca tutup, maka dengan sendirinya tetesan tersebut akan
mengalir ke bawah kaca tutup dan mengisi ruang hitung.
e.
Ditutup ruang
hitung dengan kaca penutup dan diletakkan di atas pentas mikroskop dengan
hati-hati
f.
Diamati jumlah
sel kapang dengan obyektif 400 kali.
g.
Dilakukan
perhitungan jumlah sel kapang dalam 5 persegi besar (80 persegi kecil) sebanyak
dua kali (duplo), yaitu pada bagian atas dan bawah hemasitometer. Jika jumlah
sel kapang dalam 1 persegi kecil > 10 sel dan dalam 1 persegi besar > 100 sel, maka suspensi kapang perlu
diencerkan.
h.
Pengenceran
1:10 dilakukan dengan cara 1 mL suspensi Aspergilus
niger diambil dengan
menggunakan pipet ukur 1 mL dan diletakkan pada labu takar 10 mL. Kemudian,
ditambahkan air steril hingga batas labu takar dan digoyang hingga suspensi
kapang homogen.
i.
Langkah
4 sampai 7 diulangi.
j.
Dihitung
jumlah rata-rata sel kapang dari dua kali perhitungan tersebut.
BACA JUGA ARTIKEL INI : HEMASITOMETER
TIPE-TIPE HEMASITOMETER
versi document bisa didapatkan disini...
BACA JUGA ARTIKEL INI : HEMASITOMETER
TIPE-TIPE HEMASITOMETER
No comments:
Post a Comment