Jurnal Praktikum Mikrobiologi
- Seperti biasa, apakah tujuan dari praktikum kali ini ?
- Mahasiswa mampu melakukan penyiapan media untuk disterilisasi
- Mahasiswa mampu melakukan sterilisasi media
- Mahasiswa mampu melakukan penuangan media agar pada cawan petri dan melakukan pembuatan media agar miring
- Sebutkan macam-macam media pembiakan bakteri ?
- media padat untuk mengamati morfologi koloni dan mengisolasi biakan murni(Contoh : Nutrient Agar, Mac Conkey Agar),
- media semi padat : untuk menumbuhkan mikroba yang memerlukan sedikit air dan hidup anaerobik atau fakultatif. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. (semisolid), dan
- media cair untuk membuat biakan dalam jumlah besar, penelaahan fermentasi dan berbagai macam uji(Contoh : Lactose Broth, Nutrient Broth).
- Media alami, adalah media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang, nasi, telur, daging, roti ;
- Media sintetis, adalah media yang disusun oleh senyawa kimia. Pada media sintetik kandungan dan isi bahan yang ditambahkan diketahui secara terperinci.
- Media semisintetis, yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan alami dan bahan sintetis, misalnya KNA, PDA, touge agar.
- Media umum, adalah media yang dapat digunakan untuk menumbuhkan satu atau lebih kelompok mikroba secara umum, seperti KNA dan PDA.
- Media pengaya, kalau media tersebut digunakan untuk member kesempatan terhadap suatu jenis/kelompok mikroba untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat dari yang lainnya yang bersama-sama dalam suatu sampel. Misalnya pada media kaldu selenit/kaldu tetrationat dalam waktu 18-22 jam mikroba lain akan terhambat/terhenti pertumbuhannya sedangkan Salmonellla akan tetap tumbuh.
- Media selektif, adalah media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau lebih mikroorganisme tertentu, tetapi akan menghambat/mematikan jenis lainnya. Misalnya media SS agar untuk Salmonella dan Shigella, media EMB agar untuk Coliform.
- Media diferensial, yaitu media yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba tertentu serta penentuan sifat-sifatnya. Misalnya media EMB agar untuk Coliform, media agar darah untuk menumbuhkan bakteri hemolitik.
- Media penguji, yaitu media yang digunakan untuk pengujian senyawa atau benda-benda tertentu dengan bantuan mikroba. Misalnya media penguji vitamin, asam amino, antibiotika, residu pestisida, residu deterjen dan sebagainya. Media ini disamping tersusun oleh senyawa dasar untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba juga ditambahkan sejumlah senyawa tertentu yang akan diuji.
- Media enumerasi, yaitu media yang dipergunakan untuk menghitung jumlah mikroba pada suatu bahan. Media ini dapat berbentuk media umum, media selektif atau media diferensial dan penguji.
- Apa yang Anda ketahui mengenai sterilisasi ? Sterilisasi adalah proses mematikan semua mikroorganisme termasuk bakteri, spora, bakteri, kapang dan virus. Dalam proses pembiakan bakteri, sterilisasi mutlak diperlukan untuk menghindari kontaminasi bakteri non-target atau mikroorganisme lain (jamur atau virus). Sterilisasi umumnya dilakukan menggunakan autoklaf untuk yang menggunakan panas bertekanan. Disinfektan atau disebut juga larutan sterilisasi dingin dapat merusak banyak mikroorganisme (bakteri, virus, kapang) tetapi tidak dapat mematikan spora bakteri. Oleh karena itu disinfeksi tidak dapat menggantikan peran sterilisasi autoklaf.
- Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan bersama-sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau sterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 1210C selama 15 menit. Cara pemanasan basah dapat membunuh jasad renik atau mikroorganisme terutama karena panas basah dapat menyebabkan denaturasi protein, termasuk enzim-enzim didalam sel.
- Dibandingkan pemanasan basah, pemanasan kering kurang efisien dan membutuhkan suhu yang lebih tinggi serta waktu lama untuk sterilisasi. Hal ini disebabkan karena tanpa kelembaban maka tidak ada panas laten. Pemanasan kering dapat menyebabkan dehidrasi sel dan oksidasi komponen-komponen di dalam sel. Keuntungan dari pemanasan kering adalah tidak adanya uap air yang membasahi bahan atau alat yang disterilkan, selain itu peralatan yang digunakan untuk sterilisasi uap kering lebih murah dibandingkan uap basah. Pemanasan kering sering dilakukan dalam sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu 160-1800C selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis.
- Pemanasan bertahap dilakukan bila media atau bahan kimia tahan terhadap uap 1000C. Pemanasan bertahap (tindalisasi) dilakukan dengan cara memanaskan medium atau larutan menggunakan uap selama satu jam setiap hari untuk tiga hari berturut-turut. Waktu inkubasi diantara dua proses pemanasan sengaja diadakan supaya spora dapat bergerminasi menjadi sel vegetatif sehingga mudah dibunuh pada pemanasan berikutnya.
- Perebusan adalah pemanasan didalam air mendidih atau uap air pada suhu 1000C selama beberapa menit. Pada suhu ini sel vegetatif dimatikan, sedang spora belum dapat dihilangkan. Beberapa bakteri tertentu tahan terhadap suhu perebusan ini, misalnya Clostridium perfringens dan Clostridium botulinum tetap hidup meskipun direbus selama beberapa jam.
- Cara penyaringan larutan atau suspensi dibebaskan dari semua organisme hidup dengan cara melakukannya lewat saringan dengan ukuran pori yang sedemikian kecilnya sehingga bakteri dan sel-sel yang lebih besar tertahan diatasnya, sedangkan filtratnya ditampung didalam wadah yang steril.
- Radiasi ionisasi adalah radiasi yang mengandung energi yang jauh lebih tinggi daripada sinar ultraviolet. Oleh karena itu mempunyai daya desinfektan yang lebih kuat.
- Menggunkan sinar ultra violet dengan panjang gelombang yang pendek memiliki daya antimikrobial yang sangat kuat.
- Dengan Penambahan Bahan Kimia
- Alkohol, daya kerjanya adalah mengkoagulasi protein. Cairan alkohol yang umum digunakan berkonsentrasi 70-80 % karena konsentrasi yang lebih tinggi atau lebih rendah kurang efektif.
- Khlor, Gas khlor dengan air akan menghasilkan ion hipokloride yang akan mengkoagulasikan protein sehingga membran sel rusak dan terjadi inaktivasi enzim.
- Yodium, daya kerjanya adalah bereaksi dengan tyrosin, suatu asam amino dalam emzim atau protein mikroorganisme.
- Formaldehida 8 % merupakan konsentrasi yang cukup ampuh untuk mematikan sebagian besar mikroorganisme. Daya kerjanya adalah berkaitan dengan amino dalam protein mikrobia.
- Gas etilen oksida, gas ini digunakan terutama untuk mensterilkan bahan yang dibuat dari plastik.
- Bahan apa saja yang tidak bisa disterilkan di autoklaf ? • Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan enzim
- Apa tujuan penambahan sumbat pada tabung reaksi ? Hal ini bertujuan untuk mencegah mikroba masuk ke dalam cawan petri dan tabung reaksi.
- Bagaimana komposisi dari NA dan NB ? NA dan NB mempunyai komposisi yang hampir sama. Sama-sama mengandung 5 gram/liter pepton dari daging dan 3 gram/liter ekstrak daging. Pepton dari daging berfungsi sebagai sumber protein, sedangkan ekstrak dari daging berfungsi sebagai sumber nitrogen, vitamin, dan karbohidrat bagi bakteri. Yang berbeda adalah NA mengandung 12 gram/liter agar-agar, sedangkan NB tidak mengandung agar-agar. Agar-agar pada NA berfungsi sebagai bahan pemadat. pH NA dan NB sekitar 6,8-7,2 karena bakteri pada umumnya dapat tumbuh dengan baik pada pH=7.
- Mengapa sebelum melarutkan NA, air suling harus dipanaskan terlebih dahulu sedagkan pada pembuatan larutan NB tidak diperlukan pemanasan terlebih dahulu ? Pemanasan air suling bertujuan untuk memudahkan dalam melarutkan NA, sebab NA sukar larut di dalam air pada suhu kamar, serta untuk menghindari pemanasan yang terlalu lama, sebab pemanasan yang terlalu lama dapat menyebabkan hangusnya media. NA akan larut dalam air pada suhu ± 95ºC dan memadat pada suhu 43°C. Proses pemanasan tidak dilakukan pada pembuatan larutan NB ini karena NB mudah larut dalam air.
- Mengapa pada praktikum kali ini digunakan metode sterilisasi basah ? Untuk proses sterilisasi dalam percobaan ini digunakan autoklaf (sterilisasi basah) dan tidak digunakan oven (sterilisasi kering), karena jika menggunakan oven dikhawatirkan glukosa dalam media akan rusak menjadi karamel, selain itu sterilisasi kering membutuhkan waktu yang lebih lama daripada sterilisasi basah.
- Bagaimana proses sterilisasi menggunakan autoklaf ? Pertama-tama air suling dituangkan secukupnya ke dalam autoklaf, tidak digunakan air PAM karena air PAM mempunyai tingkat kesadahan yang cukup tinggi, sehingga dikhawatirkan akan timbul kerak pada dasar autoklaf, selain itu membuat alat-alat yang disterilisasi menjadi rusak karena adanya ion Ca2+ dan Mg2+. Kemudian tabung-tabung yang berisi media ditata sedemikian sehingga tersedia ruangan untuk bergeraknya uap air secara bebas agar media tidak tumpah saat tekanan dalam autoklaf menjadi cukup tinggi karena dorongan uap air dari bawah. Autoklaf ditutup, mur-murnya dikencangkan secara merata, pemanasnya dipasang, dan pengatur klep pengaman dibuka uap yang terbentuk pada dasar sterilisator akan mengalir ke atas dan menimbulkan bunyi mendesis. Ketika terdengar bunyi mendesis, klep pengaman ditutup sehingga tekanan akan naik. Proses sterilisasi dipertahankan pada 15 psi selama 15 menit, apabila tekanannya melebihi 15 psi, klep pengaman dibuka untuk menurunkan tekanan. Apabila tekanan mencapai 35 psi, secara otomatis sumbat pengaman yang terletak langsung di belakang pegangan tutup akan terlepas. Pada akhir proses, tekanan ditunggu sampai nol dan suhu turun sampai jauh di bawah 100°C baru tutup sterilisator boleh dibuka karena sterilisator uap dapat berbahaya karena pada setiap cm2 dinding sterilisator terdapat tekanan sebesar ± 1 atm. Di samping itu turunnya tekanan secara mendadak dapat menyebabkan medium mendidih dan sumbat labu atau tabung terlempar. Bila setelah alat pengukur tekanan menunjukkan angka nol sterilisator masih terus dibiarkan mendingin lebih lanjut tanpa membuka klep pengaman, maka dapat terbentuk vakum di dalam ruangan sterilisator sehingga tutupnya tidak akan dapat dibuka sebelum keadaan vakum ditiadakan. Setelah proses sterilisasi selesai, masing-masing tabung dikeluarkan, sisa uap air yang tertinggal di dalam sterilisator dikeluarkan dan akan didapatkan media yang steril karena pada suhu 121oC dan tekanan 15 psi atau 1 atm, mikroorganisme yang terdapat pada media tersebut sudah mati.
- Mengapa penuangan larutan NA kedalam cawan petri harus dilakukan dalam keadaan hangat (50 derajat C) ? NA pada tabung yang besar dituang secara aseptik ke dalam cawan petri ketika suhunya 50C. Jika suhunya di atas 50C akan terjadi kondensasi uap yang berlebihan, sedangkan jika suhunya di bawah 50C NA pada tabung reaksi akan memadat, sehingga pada saat penuangan media menjadi tidak merata.
- Mengapa setelah dituang pada cawan petri, perlu dilakukan pemutaran membentuk angka 8 ? Hal ini dimaksudkan untuk meratakan media NA yang terdapat pada cawan petri.
- Mengapa posisi cawan petri pada lemari pendingin harus dalam posisi terbalik ? Hal ini dimaksudkan agar titik-titik air yang terdapat di tutup cawan petri tidak jatuh dan membasahi media agar yang sudah memadat.
- Mengapa pada tabung reaksi yang berisi NA harus dibuat miring/ dimiringkan ? Untuk memperluas bidang permukaan tumbuh untuk pembiakan.
Berdasarkan ada tidaknya penambahan zat pemadat seperti agar-agar, gelatin , maka dikenal 3 bentuk media, yaitu
Berdasarkan susunannya, media dapat dibedakan menjadi beberapa macam antara lain :
Berdasarkan sifatnya, media dapat dibedakan menjadi :
Macam-macam Sterilisasi :
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Jika panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah. Tetapi jika tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Beberapa cara untuk mensterilkan medium:
• Pelarut organik, seperti fenol
• Buffer dengan kandungan detergen, seperti SDS
- Pelajari juga Cara Kerja
0 comment:
Post a Comment