Saturday 17 December 2011


Larutan baku/ larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan buret, yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya atau kadarnya, diukur volumenya dengan menggunakan pipet volumetri dan ditempatkan di erlenmeyer.

a.    Larutan baku primer
Larutan yang mengandung zat padat murni yang konsentrasi larutannya diketahui secara tepat melalui metode gravimetri (perhitungan massa), dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain yang belum diketahui. Nilai konsentrasi dihitung melalui perumusan sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti dari zat pereaksi tersebut dan dilarutkan dalam volume tertentu.
Contoh: K2Cr2O7, As2O3, NaCl, asam oksalat, asam benzoat.
Syarat-syarat larutan baku primer :
§  Zat harus mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan (jika mungkin pada suhu 110-120 derajat celcius) dan disimpan dalam keadaan murni. (Syarat ini biasanya tak dapat dipenuhi oleh zat- zat terhidrasi karena sukar untuk menghilangkan air-permukaan dengan lengkap tanpa menimbulkan pernguraian parsial.)
§  Zat harus tidak berubah berat dalam penimbangan di udara; kondisi ini menunjukkan bahwa zat tak boleh higroskopik, tak pula dioksidasi oleh udara atau dipengaruhi karbondioksida.
§  Zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji- uji kualitatif dan kepekaan tertentu.
§  Zat tersebut sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa ekuivalen yang besar.
§  Zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih.
§  Reaksi yang berlangsung dengan pereaksi harus bersifat stoikiometrik dan langsung.

b.   Larutan baku sekunder
Larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak pernah murni. Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri. Contoh: AgNO3, KmnO4, Fe(SO4)2
Syarat-syarat larutan baku sekunder :
·         Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer
·         Mempunyai berat ekivalen yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan
·         Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan.

Daftar Pustaka :    
Basset, J., 1994, Vogel Buku Teks Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Edisi ke- 4, Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Keywords :




Tagged: , , , , , , ,

6 comments:

  1. bukannya dalam titrasi itu, larutan yang diukur volumnya dan ditentukan konsentrasinya itu larutan yang ditempatkan di buret ya?

    ReplyDelete
  2. nah bener tuh, bikin blog gini kok salah

    ReplyDelete
  3. artikel ini benar.
    pada standarisasi, larutan yg konsentrasinya dicari diletakkan di buret. sedangkan pada titrasi konsentrasi yg dicari diletakkan di erlenmeyer.

    ReplyDelete
  4. benar kok. larutan standar nya di biuret, sedang analit di erlenmeyer. untuk menghitung jumlah atau konsentrasi analit, dapat ditentukan dari berapa bnyak volume lar standar yang terdapat di buret. lalu dihitung dengan menggunakan rumus : mol ekuivalen titran (lar standar pada buret) = mol ekuivalen analit (zat yang dicari jumlah atau konsentrasinya pada erlenmmeyer)

    ReplyDelete
  5. Kalau Ca(OH)2 termasuk apa ya kak ? Trimakasih

    ReplyDelete