Indeks
bias merupakan sifat fisika, seperti titik didih, yang dapat digunakan untuk
menentukan identitas dan kemurnian cairan. Pembiasan adalah pembelokan berkas
cahaya dari satu medium ke medium lain yang memiliki densitas yang berbeda.
Pembiasan muncul dari fakta bahwa cahaya merambat lebih lambat pada substansi
yang memiliki densitas yang lebih besar. Pembiasan sangat berguna karena
derajat pembiasan tergantung dari struktur senyawa.
Indeks
bias diukur dengan alat yang disebut refraktometer, yang menentukan derajat
pembiasan cahaya diantara cairan dan prisma.Indeks bias juga bergantung pada
panjang gelombang dan temperatur temperatur. Panjang gelombang cahaya yang
berbeda akan dibiaskan dalam jumlah yang berbeda. Ini merupakan alasan mengapa
sinar matahari dapat dipisahkan menjadi spektrum warna (pelangi) oleh
titik-titik air. Bila indeks bias digunakan sebagai konstanta fisik, hanya satu
panjang gelombang cahaya saja yang dipakai, biasanya sodium D line, pada 589,3
nm. Panjang gelombang tunggal dapat diperoleh dari lampu sodium maupun cahaya
putih dengan sistem prisma. Dan temperatur selalu spesifik ketika indeks bias
dilaporkan.
Indeks
bias merupakan sifat fisik yang sangat sensitif. Kecuali jika komponen sangat
murni, hampir tidak mungkin untuk mendapatkan indeks bias seperti yang
tercantum pada literatur. Semakin dekat indeks bias yang teramati dengan indeks
bias yang tercantum pada literatur, semakin murni senyawa tersebut.
Dalam
hal struktur, indeks bias adalah fungsi dari kepolaran atom dan gugus dalam
molekul. Semakin polar suatu molekul, maka indeks biasnya akan semakin tinggi.
(Fessenden,
2001)
Keywords :