Sistem
koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan
suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang
berbeda dari sifat larutan atau suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari zat
tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam
keadaan koloid. Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan
kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan
makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai
jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid.
Koloid
adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan
memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan
bersifat stabil.
Di
dalam larutan koloid secara umum, ada 2 zat sebagai berikut :
· Zat
terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid
· Zat
pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid
Partikel
dalam koloid ini dapat dipisahkan dengan beberapa cara, contohnya
elektroforesis dan dialisis.
ELEKTROFORESIS
Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan
perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik.[1]
Medan listrik dialirkan pada suatu medium yang mengandung sampel yang akan
dipisahkan. [2] Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan
muatan listrik yang ada pada makromolekul, misalnya DNA
yang bermuatan negatif. [2] Jika molekul yang bermuatan negatif dilewatkan
melalui suatu medium, kemudian dialiri arus listrik dari suatu kutub
ke kutub yang berlawanan muatannya maka molekul tersebut akan bergerak dari kutub
negatif ke kutub positif.[2] Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada
nisbah muatan terhadap massanya serta tergantung pula pada bentuk molekulnya.[2] Pergerakan ini dapat dijelaskan dengan gaya Lorentz, yang terkait dengan sifat-sifat dasar elektris
bahan yang diamati dan kondisi elektris lingkungan:
di mana
- F adalah gaya (dalam satuan/unit newton)
- B adalah medan magnet (dalam unit tesla)
- q adalah muatan listrik (dalam satuan coulomb)
- v adalah arah kecepatan muatan (dalam unit meter per detik)
- × adalah perkalian silang dari operasi vektor.
Secara
umum, elektroforesis digunakan untuk memisahkan, mengidentifikasi, dan
memurnikan fragmen DNA. [3]
Jenis elektroforesis
Elektroforesis kertas
adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas sebagai fase diam dan partikel bermuatan yang terlarut sebagai fase gerak, terutama
ialah ion-ion kompleks. [4] Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi
konsentrasi sepanjang sistem pemisahan. [4] Pergerakan partikel dalam kertas tergantung pada
muatan atau valensi zat
terlarut, luas penampang, tegangan yang digunakan, konsentrasi elektrolit,
kekuatan ion, pH, viskositas, dan adsorpsivitas zat terlarut. [5]
Elektroforesis
gel ialah elektroforesis yang menggunakan gel
sebagai fase diam untuk memisahkan molekul-molekul. [6] Awalnya elektoforesis gel dilakukan dengan medium
gel kanji (sebagai fase diam) untuk memisahkan biomolekul yang lebih besar seperti protein-protein. [6] Kemudian elektroforesis gel berkembang dengan
menjadikan agarosa dan poliakrilamida
sebagai gel media. [6]
Dalam elektroforesis gel terdapat dua material dasar yang disebut fase
diam dan fase bergerak (eluen). Fase diam berfungsi
"menyaring" objek yang akan dipisah, sementara fase bergerak
berfungsi membawa objek yang akan dipisah. Sering kali ditambahkan larutan
penyangga pada fase bergerak untuk menjaga kestabilan objek elektroforesis gel.
Elektroda positif dan negatif diletakkan pada masing-masing ujung aparat
elektroforesis gel.
Zat yang akan dielektroforesis dimuat pada kolom-kolom (disebut well
atau "sumur") pada sisi elektroda negatif. Apabila aliran listrik
diberikan, terjadi aliran elektron dan zat objek akan bergerak dari elektroda
negatif ke arah sisi elektroda positif. Kecepatan pergerakan ini berbeda-beda,
tergantung dari muatan dan berat molekul DNA. Kisi-kisi gel berfungsi sebagai
pemisah. Objek yang berberat molekul lebih besar akan lebih lambat berpindah.
Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan suatu sistem koloid.
Gambar 1.
Ilustrasi Elektroforesis Koloid X
Jika koloid bergerak menuju elektroda positif maka koloid yang dianalisa
mempunyai muatan negatif. Begitu juga sebaliknya, jika koloid bergerak menuju
elektroda negatif maka koloid yang dianalisa mempunyai muatan positif. Salah
satu proses yang menggunakan sistem elektroforesis adalah proses membersihkan
asap dalam suatu industri dengan menggunakan alat Cottrell. Penggunaan
elektroforesis tidak hanya sebatas itu, melainkan meluas untuk memisahkan
partikel yang termasuk dalam ukuran koloid, antara lain pemisahan protein yang
mempunyai muatan yang berbeda.
DIALISIS
Dialisis merupakan proses pemurnian suatu sistem koloid dari
partikel-partikel bermuatan yang menempel pada permukaan Pada proses digunakan
selaput Semipermeabel. Proses pemisahan ini didasarkan pada perbedaan laju
transport partikel. Prinsip dialisis digunakan dalam alat cuci darah bagi
penderita gagal ginjal, di mana fungsi ginjal digantikan oleh dialisator.
Gambar
2. Prinsip Dialisis
Referensi:
[1]
Westermeier. 2004. Electrophoresis in Practice: A
Guide to Theory and Practice. New Jersey: John Wiley & Sons inc.
[2]
Yuwono T. 2005. Biologi Molekuler. Jakarta: Erlangga.
[3]
Fatchiyah. 2006. Gel Elektroforesis. Malang:
Brawijaya Press
[4]
Sulaiman, Hardi A & Kundari NA. 2007. Pemisahan
dan karakterisasi spesi senyawa kompleks ytrium-90 dan sstronsium-90 dengan
elektroforesis kertas. JFN, Vol.1 No.2
[5]
Khopkar SM. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik.
Jakarta: UI-Press.
[6]
Yepyhardi. 2009. Elektroforesis; Pintu Gerbang
Penelitian Biologi Molekular. Sciencebiotech.net[web].
0 comment:
Post a Comment